Brahmavihara-Arama Buleleng, Wihara Terbesar di Seantero Pulau Bali


Brahmavihara-Arama Buleleng
Instagram photo by Esther

Bali tidak hanya menjadi tempat berdirinya pura megah. Ada pula Wihara Brahmavihara-Arama Buleleng yang menjadi tempat beribadah umat Budha di Pulau Bali. Bahkan, wihara yang satu ini merupakan wihara terbesar yang ada di Pulau Dewata Bali.

Mereka yang datang ke sini bukan hanya umat Budha, tapi juga para wisatawan lokal dan mancanegara. Tujuannya beragam. Mulai dari keinginan untuk bermeditasi atau sekadar mampir. Terutama karena tempat ini berdekatan dengan Pantai Lovina.

Brahmavihara-Arama Buleleng menjadi sebuah wihara yang bersejarah di Pulau Dewata Bali. Dibangun pada masa Pemerintahan Orde Baru, tepatnya pada tahun 1969. Durasi pembangunannya tidak terlalu lama, hanya butuh waktu satu tahun. Dan selanjutnya, wihara ini pun dikenal sebagai wihara terbesar di Bali.

Brahmavihara-Arama Buleleng
Instagram photo by ika

baca juga: Restoran Bali Buda, Tempat Makan Sajian Organik dan Vegetarian di Pulau Dewata

Dari namanya, terdapat tiga kata yakni Brahma, Vihara dan Arama. Brahma diartikan mulia, terpuji, luhur, dan agung. Vihara bermakna cara hidup. Arama berarti tempat. Sehingga Brahmavihara-Arama memiliki arti sebuah tempat untuk melatih dan menempa diri sehingga berperilaku luhur dan mulia yang meliputi Metta, Mudita, Karuna, dan Upekkha.

Brahmavihara-Arama Buleleng
Instagram photo by Agnès Juste

Tempat ibadah umat Budha ini memiliki desain yang menarik sehingga selain sebagai tempat ibadah juga merupakan objek wisata yang selalu dikunjungi wisatawan. Jadi sambil beribadah sambil jalan-jalan.

Berada di dataran tinggi sehingga lingkungan alamnya masih sangat asri, sejuk, sepi dan tenang. Pemandangan yang terlihat di kejauhan adalah Pantai Lovina dengan birunya air laut. Karena sepi dan sangatlah nyaman, lokasi Brahmavihara-Arama Buleleng sering dijadikan tempat meditasi. Terutama bagi mereka yang ingin mencari tempat untuk menyepi dan jauh dari keramaian kota.

Brahmavihara-Arama Buleleng
Instagram photo by Esther

baca juga: ‘Berburu’ Lumba-Lumba Liar di Pantai Lovina Bali

Yang unik, meskipun merupakan tempat ibadah agama Budha, bangunan Brahmavihara-Arama Buleleng tidak meninggalkan ciri arsitektur khas Bali. Dibangun juga Borobudur mini di lokasi vihara yang sering dijadikan objek foto-foto para pengunjung vihara.

Struktur Bangunan Brahmavihara-Arama Buleleng

Berdiri di lahan seluas 4 hektar, Brahmavihara-Arama Buleleng dibagi ke dalam 5 komplek. Pertama, Uposatha Gara yang terletak di komplek sebelah barat yang berfungsi sebagai penasbihan calon bikhu. Bagian ini adalah bagian yang nyaman dan tenang dan terdapat pahatan kelahiran Sang Budha hingga mencapai nirwana.

baca juga: 5 Aktivitas Seru yang Wajib Dicoba saat Pelesir ke Pantai Sanur Bali

Brahmavihara-Arama Buleleng
Instagram photo by Coco and the bean

Yang kedua terletak di sebelah timur yang dinamakan Dharmasala. Tempat ini difungsikan untuk para bikhu melakukan kegiatan kebaktian dan aktivitas spiritual. Komplek ketiga berada di sebelah barat laut, terdapat sebuah lonceng besar dan sebuah stupa. Di dalam stupa terdapat benda-benda yang dipercaya milik dari Sang Budha.

Di sebelah barat daya, terdapat Pohon Bodi. Pohon ini merupakan simbol kemenangan Sang Budha. Di tempat inilah biasanya meditasi sering dilakukan oleh para pengunjung. Komplek terakhir adalah Kuti, yang merupakan tempat tinggal para bikhu serta tempat latihan untuk menimba ilmu.

Brahmavihara-Arama sangat tertata dengan baik. Vihara yang dikelola oleh Yayasan Girirakkhito Mahathera ini bukan hanya sebuah tempat ibadah. Namun juga, tempat untuk mengembangkan spriritual, tempat meditasi serta membangun kehidupan bersosialisasi dalam kerukunan beragama.

Lokasi Brahmavihara-Arama Buleleng

Vihara ini dibangun oleh Bante Girri Rakhito Mahatera dan berlokasi di Desa Banjar Tegeha, Kec. Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Karena berada di Desa Banjar, Brahmavihara-Arama juga dikenal dengan nama Wihara Buddha Banjar.


Like it? Share with your friends!

0
Imam Baihaki