Macam-Macam Upacara Adat di Bali yang Terkenal dan Populer


upacara adat bali
(sumber: redaksi9)

Tak hanya itu kesenian, adat, dan kebudayaannya pun masih sangat terjaga sampai sekarang. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan adanya berbagai upacara adat di Bali yang ada beragam dan sampai sekarang masih lestari. Lalu, apa saja upacara itu? 

Macam Upacara Adat di Bali yang Populer 

upacara adat bali
(sumber: redaksi9)

1. Upacara Ngaben

Upacara adat yang pertama ini pasti sudah tidak asing lagi. Ini merupakan salah satu ritual yang sudah populer dan terkenal hingga menjadi daya tarik pulau Bali. Ngaben adalah ritual yang biasanya dilakukan saat ada orang meninggal. Namun untuk bisa menyaksikan langsung ritual tersebut di Bali tidak mudah karena memang tidak setiap orang yang mengadakan upacara ini ketika ada anggota keluarga yang meninggal.

Alasan kenapa banyak orang yang tidak melakukan ngaben saat ada anggota keluarga yang meninggal adalah faktor finansial yang tidak memungkinkan. Upacara ini merupakan ritual yang membutuhkan dana cukup besar. Disamping itu, ngaben ini dilakukan untuk mengantar roh menuju ke peristirahatan terakhir. 

Ritual ini melibatkan api dan Puja Mantra Pendeta yang berperan sebagai pemimpin ngaben ini. Kata ngaben sendiri artinya adalah bekal sehingga artinya ritual ini diadakan untuk memberikan bekal pada leluhur yang menuju Sunia Loka.

2. Upacara Melasti

Upacara adat kedua ini merupakan bentuk ritual penyucian diri saat akan datang hari raya Nyepi. Umumnya upacara yang satu ini dilakukan 3 hari sebelum hari raya Nyepi. Pelaksanaan upacara melasti biasanya di pinggir pantai. Pemilihan tempat tersebut untuk memudahkan proses penyucian diri dari perbuatan buruk dan membuangnya ke lautan. Air laut sendiri di agama Hindu merupakan air kehidupan.

Baca Juga: Pakaian Adat Bali Berdasarkan Fungsi dan Tingkatannya

Tak hanya untuk penyucian diri, upacara ini juga biasa dilakukan untuk membersihkan benda sakral milik pura.  Untuk melakukan upacara ini masyarakat akan berkelompok menurut asalnya. Setelah itu kelompok tersebut akan menuju sumber air yang sudah ditentukan. Saat upacara semuanya memakai baju putih.

Jika semua sudah berkumpul di tempat yang sudah ditentukan maka pemangku adakan berkeliling sambil memercikkan air suci kepada semua orang dan benda yang akan disucikan. Upacara melasti sendiri dibagi berdasarkan wilayah masing-masing kelompok yang melaksanakan dengan tujuan semua yang melakukan upacara ini kuat melakukan Nyepi.

3. Upacara Saraswati

Upacara yang masih belum begitu populer di masyarakat ini merupakan hari raya lain selai Galungan. Hari raya Saraswati ini merupakan peringatan turunnya ilmu pengetahuan yang biasa dirayakan 6 bulan sekali sesuai kalender Bali. Upacara Saraswati ini cara merayakannya adalah dengan berhenti atau ada adanya larangan untuk menulis dan membaca selama satu hari penuh.

Ritual ini tujuannya untuk belajar semua ilmu pengetahuan dengan hati yang jernih dan rasa bakti pada Sang Hyang Saraswati. Ritual ini dilakukan dengan cara memberikan persembahan banten saraswati untuk semua buku, lontar, hingga pustaka suci lain lalu ditutup dengan sembahyang menyembah Dewi Saraswati.

4. Upacara Omed-Omedan

Upacara adat di Bali selanjutnya merupakan ritual yang diadakan setiap tahun. Pelaksana upacara ini adalah para pemuda dan pemudi dari Banjar Kaja, Denpasar Selatan. Ritual yang satu ini biasa dilakukan ketika hari raya Nyepi selesai dan bentuk persiapan dalam menyambut tahun baru Saka. Waktu pelaksanaannya biasanya sore hari dan harus sudah berakhir pada jam 5 sore.

Omed-omedan ini sendiri hanya dilakukan para pemuda dan pemudi yang sudah berusia 17 tahun dan tidak boleh lebih 30 tahun. Tujuan ritual ini untuk meminta keselamatan. Cara melakukan ritual ini adalah dengan membagi peserta menjadi dua kelompok yaitu perempuan dan laki-laki. Posisinya kedua kelompok berhadapan dan mulai tarik menarik ketika mendapat aba-aba dari sesepuh desa. Jumlah pelaksana laki-laki sebanyak 40 dan perempuan 60.

5. Upacara Mepandes

Ini adalah upacara potong gigi yang termasuk dari bagian upacara keagamaan di Bali. Jadi anak yang sudah beranjak dewasa giginya akan dipotong atau dikikir. Gigi yang dipotong atau dikikir adalah gigi taring. Tujuan atau makna dibalik ritual ini adalah bentuk pembayaran dari orang tua kepada si anak untuk menghilangkan sifat buruk pada diri anak tersebut. Umumnya pelaksanaan upacara potong gigi ini bersamaan dengan upacara adat di Bali yang lain seperti Ngaben atau saat pernikahan.

Itu dia sebagian jenis upacara adat di Bali yang perlu diketahui. Budaya dan adat di pulau Dewata patut dibanggakan dan terus dilestarikan karena itu merupakan kekayaan budaya tanah air yang tidak ada duanya.


Like it? Share with your friends!

0
Jarot Triguritno
Jarot is a content writer at Kintamani. He keeps on pursuing opportunities to engage with more people through articles about travel

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *