Peredaran minuman beralkohol yang memabukkan di berbagai daerah di Indonesia umumnya dilarang oleh pemerintah. Oleh karena itu, tak heran kalau polisi kerap melakukan razia tempat-tempat yang diduga menyimpan minuman beralkohol. Namun, lain halnya dengan brem Bali, yang dikenal sebagai tradisi serta oleh-oleh khas dari Pulau Dewata.
via Detik
baca juga: Pergi ke Pulau Dewata? Jangan Lupa Bawa Oleh-Oleh Joger Bali, Ya!
Masyarakat Bali telah mengenal cara pembuatan brem bali sejak zaman dulu. Minuman beralkohol khas Bali ini juga kerap disebut dengan nama arak Bali. Seperti halnya minuman beralkohol lain, arak Bali punya kandungan alkohol begitu tinggi, mencapai 40 persen.
via Wine Shop Bali
Keberadaan brem Bali bagi masyarakat Pulau Dewata tidak sekadar sebagai minuman yang memberi kehangatan pada tubuh. Arak Bali juga menjadi minuman yang tak lepas dari budaya khas Bali. Sebagai buktinya, minuman beralkohol ini menjadi barang yang wajib digunakan dalam berbagai upacara keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali.
Keberadaan brem Bali dalam setiap upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali punya peran begitu krusial. Arak menjadi jenis minuman yang wajib dihadirkan dalam sesajen yang digunakan dalam upacara keagamaan. Hanya saja, keberadaan arak Bali dilakukan dengan cara dituangkan pada sesajen.
baca juga: House of Alaia Canggu, Tempat Belajar Sekaligus Mencari Oleh-Oleh Unik dari Bali
Tujuan masyarakat Bali memercikkan arak pada sesajen merupakan bentuk persembahan untuk Bhutakala. Selain itu, arak juga dipercikkan pada berbagai benda lain yang dipakai untuk upacara keagamaan, termasuk di antaranya adalah peralatan gamelan.
Cara pembuatan brem Bali tidak jauh berbeda dibandingkan dengan pembuatan sake di Jepang ataupun tapuy di Filipina. Minuman ini dibuat dengan melakukan proses fermentasi ketan hitam ataupun ketan putih. Untuk membantu proses fermentasi, masyarakat Bali biasanya menggunakan ragi tape.
baca juga: 5 Tips Belanja Oleh-Oleh Hemat Khas Bali di Pasar Sukawati
Cara pembuatannya hampir mirip dengan pembuatan tape ketan. Hanya saja, ada proses lanjutan yang harus dilakukan. Proses lanjutan itu adalah pengumpulan air tape. Proses pengumpulan air tape untuk bahan brem Bali bisa memakan waktu hingga 4 hari.
Selanjutnya, ampas tape dapat dipakai sebagai bahan untuk pembuatan makanan ringan. Ampas tersebut didapatkan setelah tape diperas terlebih dahulu. Kedua cairan tersebut, yang berasal dari perasan tape ketan dan air tape, dikenal dengan nama brem muda.
Biar brem muda berubah menjadi brem Bali yang sempurna, minuman tersebut harus didiamkan pada suhu ruangan antara 1 bulan sampai 6 bulan. Minuman ini pun siap dipasarkan setelah bebas dari partikel koloid. Pada situasi ini, brem Bali memiliki kandungan alkohol antara 9-25 persen.
Memilih brem Bali sebagai oleh-oleh khas Pulau Dewata begitu menarik. Wisatawan mancanegara, secara khusus kerap menjadikan brem khas Bali sebagai bahan oleh-oleh. Dari sekian banyak merek, brem Bali Dewi Sri menjadi produk yang terkenal dan telah berproduksi sejak tahun 1930.
Menjadikan minuman ini sebagai oleh-oleh khas Bali bakal cukup menarik. Apalagi, pengemasan minuman ini dilakukan dengan begitu baik dan modern. Bahkan, tampilannya tidak kalah jika dibandingkan dengan anggur atau wine yang dijual oleh perusahaan luar negeri.
Hanya saja, minuman ini adalah minuman beralkohol. Oleh karena itu, para traveler muslim tidak cocok membawa minuman ini sebagai oleh-oleh.