Gusti Ayu Made Rai Atau Raden Ayu Siti, Kisah Putri Raja Bali


makan putri raja bali raden ayu siti khotijah

Tahukah Kamu kisah putri raja Bali yang memeluk agama Islam? Ternyata ada loh tokoh Bali yang memeluk agama Islam, tokoh tersebut adalah Gusti Ayu Made Rai. Putri Bali tersebut juga dikenal dengan nama Raden Ayu Siti Khotijah, beliau terkenal sebagai putri yang cantik sehingga disebut sebagai kembang kerajaan.

makam putri bali raden ayu siti khotijah
Makam Putri Bali Raden Ayu Siti Khotijah (Bantulkab.do.id)

Kisah Gusti Ayu Made Rai, Putri Pamecutan dari Bali

Kecantikannya Gusti Ayu Made Rai membuat para pembesar kerajaan banyak yang ingin meminangnya hingga akhirnya kisah putri raja ini bermula ketika kerajaan mengalami musibah yaitu sang putri terkena penyakit kuning. Hal ini tentunya membuat sang raja sangat khawatir dan berusaha dengan segala cara untuk menyembuhkan putrinya namun sang putri tak kunjung sembuh dari penyakitnya.

Sebelum menceritakan lebih lanjut, Kamu mungkin bertanya-tanya Gusti Ayu Made Rai anak siapa? Gusti Ayu atau yang dikenal juga dengan nama Raden Ayu Siti Khotijah dalam Islam merupakan anak dari Raja Pamecutan.

Baca Juga: 10 Masjid Megah & Indah di Bali yang Wajib Kamu Kunjungi

Sang raja akhirnya melakukan sebuah sayembara yang menyebutkan bahwa siapa saja yang bisa menyembuhkan sang putri apabila perempuan akan diangkat menjadi anak dan apabila seorang laki-laki akan dinikahkan dengan sang putri. Sayembara ini terdengar sampai ke Yogyakarta oleh sang ulama yang terkenal, mendengar hal tersebut akhirnya sang ulama mengirimkan muridnya yang merupakan seorang raja dari Madura yaitu Cakraningrat IV untuk menyembuhkan putri Pamecutan.

Mengetahui perintah dari gurunya, Raja Madura kemudian menuju ke Bali untuk bertemu dengan Raja Pamecutan dan menyembuhkan sang putri. Sang putri akhirnya sembuh dari penyakitnya kemudian menikah dengan Raja Madura dan tentunya menikah dalam beragama Islam dimana sang putri mualaf, oleh karena itu memiliki gelar Raden Ayu Siti Khotijah seperti yang dikenal hingga saat ini. Setelah menikah sang putri kemudian diboyong oleh Cakraningrat IV menuju ke Madura dan menjalankan kehidupannya sebagai muslim.

Baca Juga: Tradisi Ngejot, Tradisi Berbagi Umat Hindu & Muslim di Bali

Suatu ketika sang putri pulang ke Bali beserta rombongannya dengan dibekali guci, keris dan pusaka tusuk konde oleh suaminya yang tidak bukan adalah Cakraningrat IV. Sesampainya di Bali sang putri sangat disambut baik oleh ayahnya yaitu raja Pamecutan. Nah namun ternyata keyakinan sang putri yang memeluk agama Islam tidak diketahui oleh siapa pun di Bali termasuk ayahnya sendiri raja Pamecutan.

Ketika berada di rumahnya, bertepatan dengan upacara Meligia atau Nyekah yang merupakan upacara agama Hindu dan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Ketika sudah memasuki waktu maghrib, Putri Gusti Ayu Made Rai kemudian melaksanakan ibadah sholat maghrib di Merajan Puri tempat suci keluarga dengan menggunakan mukena. Ketika sedang melaksanakan sholat maghrib, hal ini diketahui oleh salah seorang Patih yang ada di Puri dan tidak tahu bahwa sang putri sedang melaksanakan ibadah umat muslim.

Baca Juga: Pura Langgar Bunutin, Pura Unik Perpaduan Antara Hindu & Islam

Hal yang patih tersebut lihat hanyalah sang putri menggunakan pakaian serba putih yang menurut kepercayaan di Bali hal tersebut merupakan hal tabu yang dianggap menganut aliran ilmu hitam (Leak). Mengetahui hal tersebut sang patih kemudian memberi tahu Raja dan mendengar hal tersebut raja sangat murka sampai memerintahkan untuk membunuh anaknya sendiri, Gusti Ayu Made Rai karena telah melanggar kepercayaan dan tradisi Bali.

Gusti Ayu Made Rai kemudian dibawa ke area pemakaman yang ada di area Pura Kepuh Kembar. Raden ayu menerima hal tersebut karena merupakan perintah raja namun hal yang perlu diketahui oleh Ki Patih termasuk Sang Raja bahwa hal yang dilakukan Raden ayu adalah melakukan sholat dan dalam agama Islam tidak terdapat hal-hal yang memiliki maksud jahat apalagi ngeleak.

Akhirnya raden ayu dibunuh menggunakan pusaka tusuk konde yang dibawanya tersebut dan memiliki permintaan apabila ketika meninggal nanti tubuhnya mengeluarkan asap maka sang putri memerintahkan untuk ditanam. Nah namun bila mengeluarkan bau yang harum maka sang putri meminta untuk disemayamkan di tempat suci yang disebut dengan kramat.

Makam Raden Ayu Siti Khodijah kemudian berada di Pura Kepuh Kembar. Jadi kini Kamu sudah tidak bertanya-tanya lagi dimana makam Gusti Ayu Made Rai.

Hal yang Dipelajari Dari Kisah Raden Ayu Siti Khodijah

1. Hingga kini masyarakat Bali memiliki keyakinan dan kepercayaan yang sangat kuat

Bali terkenal dengan tradisi yang dimiliki dan hingga saat ini tidak terpengaruh oleh budaya luar termasuk negara asing. Selain itu juga selalu mempertahankan agama, budaya dan tradisinya.

2. Umat muslim sudah banyak yang tinggal di Bali

Di sisi lain pernikahan yang dilakukan oleh Cakraningrat sebenarnya termasuk dalam proses Islamisasi sehingga di Bali saat ini sudah banyak daerah yang memiliki umat muslim. Meski begitu tidak ada perpecahan dan saling toleransi antar budaya dan agamanya.

Itulah kisah dari Gusti Ayu Made Rai yang dikenal pada tokoh Islam sebagai Raden Ayu Siti Khotijah. Pengorbanan yang dilakukan sang putri merupakan bentuk kepercayaan dan keyakinannya terhadap agama Islam.


Like it? Share with your friends!

1
Nirwan

Antusias untuk terus belajar tentang Digital Marketing, khususnya SEO. Berpengalaman lebih dari 3 Tahun membantu bisnis berkembang dengan strategi SEO melalui channel organik.

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *