Gapura Candi bentar menjadi salah satu ikon yang menjadi wajah utama Pulau Bali. Candi bentar merupakan bangunan pintu gerbang dengan desain tradisional yang biasa ditemukan pada bangunan pura, rumah, atau bangunan lain.
Bangunan ini yang kerap disebut sebagai bagian dari rumah adat Bali memiliki desain yang unik. Kamu akan menemukan keberadaan dua bangunan berdesain serupa yang terpisah dengan tanpa disertai atap. Biasanya, Kamu akan menemukan tangga yang ditempatkan di bawah candi. Desain bangunan ini tidak hanya ada di Bali, melainkan juga ada Jawa serta Lombok.
Konon menurut berbagai cerita, munculnya bangunan Candi bentar merupakan salah satu bukti bahwa persebaran budaya yang ada di Bali mendapat pengaruh yang sangat kuat dari Kerajaan Majapahit, pada salah satu masa kekuasaan kerajaan terbesar di nusantara tersebut.
Baca Juga: Mengenali Keunikan Rumah Adat Bali
Menariknya, candi bentar tidak hanya ada di bangunan ibadah umat Hindu, tetapi juga di kompleks bangunan lain, seperti Kompleks Makam Sunan Giri, Masjid Menara Kudus, ataupun pada makam Sunan Nyamplungan di Karimunjawa.
Keunikan Desain Gapura Candi Bentar di Bali
Pada zaman dahulu kala, candi bentar yang ada di Bali hanya digunakan secara khusus untuk bangunan istana raja atau pura yang menjadi tempat suci bagi para penganut Agama Hindu di Bali. Selain itu penempatannya pada bagian terluar bangunan juga ditujukan untuk menyambut kedatangan setiap pengunjung.
Desain yang terbuka dengan jalur pada bagian tengah memiliki makna sebagai pembuka jalan dan sekaligus bertugas sebagai penerima tamu. Mereka yang mendesain bangunan ini adalah para undagi yang merupakan tenaga arsitektur tradisional Bali.
Baca Juga: Bali Handara Gate, Gerbang Berdesain Tradisional Bali yang Instragramable dan Ikonik di Buleleng
Pada saat proses pendirian candi bentar kerap ditampilkan dalam desain yang kokoh dan megah. Namun, desain kemegahan serta kekokohannya kerap disesuaikan dengan penempatannya. Terkait pengetahuan ini, para undagi yang berpengalaman memiliki kecakapan mengenai desain yang tepat dan sesuai dengan peruntukannya.
Fungsi Bangunan Gapura Candi Bentar
1. Sebagai Sekat Antara Tempat Suci
Masyarakat bali mengenal konsep Tri Mandala, yakni tiga ranah bagian tempat suci umat hindu yang terdiri dari, yakni nisa mandala, madya mandala dan utama mandala.
2. Menyambut Rezeki
Gapura candi bentar yang dibangun berdasarkan prinsip asta kosala kosali, yang dipercaya mewakilkan rasa syukur atas nikmat tuhan, sekaligus dapat memperlancar rezeki bagi pemilik rumah.
3. Menambah Keindahan Bangunan
Dengan ukiran dan tampilan yang khas, bangunan ini dapat menambah keindahan arsitektur bangunan sebuah rumah. Selain itu bangunan ini bisa dikreasikan dengan berbagai macam aksesoris. Sehingga dapat memberikan ciri khas tertentu untuk rumah.
4. Pelindung Pemilik Rumah
Gapura candi bentar memiliki simbol-simbol yang diyakini mampu memberikan perlindungan bagi pemilik rumah. Simbol tersebut diyakini membuat siapapun yang masuk melewati candi bentar tersebut akan memiliki pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik.
Desain Menggunakan Filosofi Asta Kosala Kosali
Dalam setiap pendirian bangunan gapura candi bentar, seorang undagi memang tidak bisa melakukannya secara sembarangan. Para undagi selalu berpegang teguh pada filosofi asta kosala Kosali, yang merupakan cara masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antar manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar.
Baca Juga: Filosofi Asta Kosala Kosali, Fengshui Bangunan Ala Bali
Dengan memperhatikan desain tersebut, Kamu akan menemukan keberadaan penyengker yang biasanya ditempatkan bagian dalam tembok candi bentar. Penyengker ini memiliki fungsi sebagai lokasi persembahan kepada Sang Hyang Widi Wasa.
Meski begitu, saat ini candi bentar memiliki fungsi yang tidak hanya bernilai secara spiritual. Keberadaannya juga kerap dimanfaatkan oleh masyarakat Bali sebagai sarana untuk menarik wisatawan. Oleh karena itu, keberadaannya saat ini sudah sangat banyak ditemukan di berbagai lokasi, tidak hanya di area pura ataupun istana.