Mengenal 4 Tokoh Punakawan, Sangut, Delem, Tualen, dan Merdah dalam Pewayangan Bali


wayang kulit bali

Dalam cerita pewayangan, tokoh punakawan menjadi karakter yang begitu dikenal masyarakat luas. Dalam pewayangan Jawa, punakawan terdiri dari bagong, petruk, semar, serta gareng. Dalam cerita pewayangan Bali, Anda akan menemukan tokoh serupa. Hanya saja, nama-nama tokoh punakawan (disebut parekan dalam bahasa Bali) dalam cerita wayang Bali beda dengan wayang Jawa, yakni Sangut, Merdah, Delem, serta Tualen.

Masing-masing tokoh punakawan dalam pewayangan Bali tersebut memiliki karakter tersendiri yang unik. Biasanya, masyarakat Bali pun kerap menggunakan karakter-karakter pewayangan tersebut sebagai sarana untuk perenungan serta pembelajaran. Keberadaan budaya wayang serta tokoh punakawan dalam budaya Bali menjadi hal yang lumrah. Apalagi, akulturasi budaya Jawa dengan Bali telah berlangsung lama sejak era Majapahit.

Nah, untuk bisa mengetahui lebih dalam mengenai kehadiran budaya wayang di Bali ini, Anda perlu membedakan masing-masing karakter dari tokoh punakawan. Penasaran? Simak artikel ini lebih lanjut, ya.

Delem yang Terkenal Sombong dan Angkuh

wayang kulit bali
via Wikipedia

Tokoh punakawan dalam wayang Bali yang pertama adalah Delem. Tokoh ini memiliki ciri khas tubuh pendek, memiliki gondok pada bagian leher, serta mata yang juling. Biasanya, wayang ini dibentuk dengan kulit yang berwarna merah tua. Karakter ini terkenal memiliki sifat yang sombong, licik, angkuh, dan bermulut besar.

Di hadapan raja serta kesatria, Delem selalu memperlihatkan ketundukan. Namun, sifat yang berbeda bakal diperlihatkan oleh Delem ketika berhadapan dengan orang biasa atau orang dengan usia lebih muda. Saat itu, Delem bakal menunjukkan sifat aslinya yang sombong dan congkak.

Sangut yang Bersikap Jenaka

wayang kulit bali
via Wikipedia

Dalam pewayangan Bali, Sangut kerap dimunculkan bersama dengan Delem. Ketika pertemuan keduanya, Anda akan mendapati adanya percakapan yang penuh dengan lelucon dan selalu mengundang gelak tawa. Karakter ini digambarkan memiliki tubuh yang kurus dengan perut buncit. Selain itu, ciri khas Sangut yang lain adalah bibir monyong dengan kulit kuning.

baca juga: Menelusuri Wisata Budaya Bali di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Tualen Wayang Bali yang Mirip Semar

wayang kulit bali
via Wikipedia

Kalau dalam punakawan wayang Jawa ada tokoh bernama Semar, maka Anda bisa menjumpai karakter serupa bernama Tualen dalam wayang Bali. Tualen digambarkan sebagai sosok orang tua yang memiliki wajah buruk, dengan kulit hitam. Tokoh ini merupakan ayah dari 3 anggota punakawan lainnya, yakni Merdah, Sangut, serta Delem.

baca juga: Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma, Wisata Budaya Gratis di Gianyar

Sebagai seorang yang sudah berusia tua, Tualen memiliki sikap yang bijaksana. Bahkan, Tualen kerap memperlihatkan sikap yang penuh tata krama dengan hati mulai. Pada berbagai dialog, Anda akan menemukan petuah bijak yang sering dilontarkan oleh karakter Tualen.

Merdah yang Penuh Toleransi

wayang kulit bali
via Wikipedia

Secara umum, masyarakat Bali menyebutkan kalau Merdah merupakan karakter yang merupakan anak dari Tualen. Namun, masyarakat Buleleng secara khusus, mengatakan bahwa Merdah adalah adik kandung dari Tualen. Namun, di tengah perbedaan asal-usulnya, Merdah merupakan karakter yang memiliki sifat toleransi tinggi, sehingga bisa berinteraksi dengan siapa saja.

baca juga: Tari Kecak Uluwatu, Wisata Budaya dengan Sajian Pemandangan Sunset Menakjubkan

Dalam pementasannya, Merdah sering muncul bersama dengan Tualen. Seperti halnya dialog Delem bersama Sangut, percakapan antara Merdah dan Tualen juga kerap dibumbui dengan berbagai dialog yang jenaka. Namun, Anda bakal bisa menemukan kebijaksanaan serta banyak petuah dari kedua karakter ini.


Like it? Share with your friends!

-3
Imam Baihaki