Mengenal Tentang Sejarah dan Properti dari Tari Wirayuda


tari wirayuda

Apakah Kamu sudah pernah menyaksikan pertunjukan Tari Wirayuda? Siapapun tahu bahwa Bali kaya dengan warisan budaya, adat, dan pesona alam. Salah satu kekayaan budaya yang dimilikinya adalah beragam tari tradisional. Mulai dari yang terkenal sebagai ciri khas Bali, yaitu Tari Kecak dan Tari Pendet. Hingga beragam tari modern yang tidak terikat dengan upacara budaya. Salah satu tarian yang tidak terikat dengan budaya dan adat masyarakat Bali adalah tari hiburan wirayuda. 

Tarian ini melengkapi beragam tarian tentang peperangan yang mewarnai budaya Bali. Hampir setiap tradisi unik di masyarakat Bali memiliki tarian khas. Meskipun tidak semuanya dipamerkan di setiap upacara adat. Karena sebagian hanya dipamerkan saat ada pameran tari atau pelengkap acara tertentu. 

Tentang Sejarah dan Tujuan Tari Wirayuda

(sumber gambar: pintarnesia.com)

Berdasarkan referensi dari berbagai sumber, sejarah tari wirayuda dimulai pada tahun 1979. Pencipta atau koreografer tarian ini adalah I Wayan Dibia. Seorang akademisi, budayawan, sekaligus pemilik Sanggar Tari Bali Waturenggong. 

I Wayan Dibia juga merupakan seorang dosen dan penulis yang aktif menerbitkan artikel di berbagai jurnal. Selain tari wirayuda, beberapa catatan sejarah tari menyatakan bahwa tari manuk rawa dan tari puspa wresti juga diciptakan oleh beliau. 

I Wayan Dibia lahir di lingkungan adat Bali yang mendukungnya menjadi seorang seniman tulen. Mulai tahun 1959 (11 tahun sejak kelahirannya), beliau sudah aktif menari berbagai tarian Bali dan menekuni pendidikan di bidang seni budaya.

Beliau meraih gelar PhD dari Universitas California 13 tahun setelah menciptakan gerakan Tari Wirayuda, yaitu pada tahun 1992. Tarian ini tidak berhubungan langsung dengan berbagai upacara adat yang biasa diselenggarakan di Bali. Namun memiliki ikatan kuat dengan berbagai tarian adat sebagai sumber inspirasi.

Catatan dan sumber referensi valid mengenai sejarah tari, berbagai adat dan budaya yang berkembang di Pulau Bali dapat diakses melalui Babad Bali. Di pulau dewata ini, tarian terbagi menjadi dua jenis. 

Pertama tarian adat yang terkait erat dengan perayaan hari besar agama atau ritual tertentu. Kedua tarian modern yang ditampilkan dalam acara pertunjukan atau peringatan hari besar tertentu. Semakin banyak jenis tarian yang dimiliki suatu daerah, semakin kaya pula daerah tersebut dengan warisan seni yang harus dijaga.

Properti Tari Wirayuda

(sumber: pakaian stylish.com)

Dalam menarikan gerakan wirayuda, sebagai simbol orang yang siap menghadapi perang. Properti yang digunakan tentu menyesuaikan dengan tema peperangan yang ingin diusung. Setiap kelompok penari terdiri dari 2-4 pasang pemain. Berikut beberapa properti wajib yang harus disiapkan oleh para penari. 

1. Kostum

Karena tari wirayuda adalah tarian sebagai lambang kesiapan pemuda menghadapi perang, maka kostum dan propertinya menyesuaikan. Tarian ini tidak menggunakan busana dan properti seadanya. Ada celana khusus untuk menari wirayuda, sabuk dan udeng-udeng.

Kostum para penari wirayuda didominasi oleh warna hitam, merah dan kuning. Namun untuk pertunjukan anak-anak dan remaja ada kalanya menggunakan kostum berwarna meriah, seperti kuning dan hijau. Pemilihan warna kostum ini tidak ada peraturan khusus dan bisa dikreasikan sesuai tema acara.

Selain kostum khusus berupa pakaian dari ujung rambut hingga kaki, para penari juga menggunakan aksesoris. Di kepala mereka terletak udeng-udeng berwarna senada dengan pakaian. Pada kedua telinga terselip bunga berwarna merah dan putih.

Penari wirayuda umumnya juga mengenakan gelang khusus saat menari, sebagai penambah kemeriahan kostum. Sabuk yang dikenakan adalah sabuk prada, melingkar pada bagian perut menambah kegagahan penari.

2. Riasan

Riasan yang diaplikasikan pada para penari wirayuda adalah riasan ganteng. Hal ini karena tema yang diangkat adalah tentang semangat kepahlawanan dan peperangang. Para penari juga terdiri dari laki-laki antara 4-8 orang berpasangan. 

Layaknya tarian bali pada umumnya, para penari wirayuda yang didominasi laki-laki harus sesuai antara riasan dengan tema tarian. Para penari dirias dengan menggunakan bedak tabur, celak/eyeliner, kumis dan alis. Kesan gagah dan garang harus ditampilkan dalam konsep tarian ini.

3. Properti Lainnya 

Selain kostum dan riasan, properti lain yang harus menunjang pameran tari wirayuda adalah senjata di tangan penari. Karena konsep tarian ini adalah perang tradisional pastinya menggunakan senjata tradisional Bali, maka tidak mungkin menggunakan senjata perang modern seperti senapan atau bom.

Setiap penari saat memperagakan tarian ini dibekali dengan sebuah tombak yang tingginya hampir sama dengan tinggi para penari. Tombak merupakan lambang senjata perang tradisional yang masih eksis hingga sekarang. Selain digunakan perang, tombak juga biasa digunakan sebagai senjata berburu.

Pemilihan properti berupa tombak tidak hanya mewakili masyarakat Bali. Karena beberapa daerah lain di Indonesia juga menggunakan tombak atau yang serupa sebagai senjata perang. Seperti di Jawa dikenal dengan bambu runcing atau di Papua dengan tombak yang bentuknya sedikit berbeda.

Demikian ulasan singkat mengenai tari wirayuda yang berasal dari pulau dewata dengan segala pernak-pernik propertinya. Jangan lewatkan untuk menikmati pertunjukan langsung tarian ini saat berkunjung ke Bali. 


Like it? Share with your friends!

-1
Jarot Triguritno
Jarot is a content writer at Kintamani. He keeps on pursuing opportunities to engage with more people through articles about travel