Indonesia sangat kaya akan budaya dan tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini. Tradisi yang ada merupakan warisan dari nenek moyang yang wajib dilestarikan karena hal ini menunjukkan identitas Indonesia itu sendiri di mata dunia. Salah satu tradisi yang terkenal adalah Masossor Manurung. Tahukah Kamu apa tradisi Masossor tersebut?
Tradisi ini merupakan ritual pencucian benda pusaka yaitu keris yang dilakukan kerajaan Mamuju. Tradisi ini sebenarnya merupakan gabungan dari dua Budaya dimana keris yang disucikan ini berasal dari kerajaan Bali. Jadi tradisi pencucian keris ini dilakukan dua tahun sekali tepatnya di kabupaten Mamuju.

Apa itu Masossor Manurung
Masossor Manurung berasal dari dua kata yang memiliki arti tersendiri, masossor artinya pencucian atau pembersihan sedangkan manurung artinya benda kerajaan.
Jadi, sesuai dengan kombinasi yang dilakukan pada tradisi ini, ritual atau tradisi ini juga dilakukan oleh dua masyarakat, jadi tidak hanya dilakukan orang Mamuju saja tetapi juga dilakukan oleh masyarakat Bali khususnya yang tinggal di Badung yang masih menjalankan ritual khas Bali. Hubungan dua budaya ini ternyata sudah terjalin sejak tahun 1500 M. Ritual ini dilakukan berdasarkan legenda yang ada di sana.
Baca Juga: Mengenal Senjata Khas Bali yang Punya Keunikan Tersendiri
Diceritakan awal mulanya dahulu terdapat seorang putra mahkota dari Mamuju yang bernama Pattulawalu. Pattulawalu merupakan anak dari raja Tommejammeng yang menikah dengan putri raja yang berasal dari Badung, Bali. Pernikahan tersebut kemudian dikaruniai seorang putra yang mempunyai kembaran sebuah keris, keris inilah yang disebut dengan Manurung.
Keris ini kemudian menjadi benda penghormatan serta tanda ikatan antara dua kerajaan. Selain itu keris ini juga tidak hanya dijadikan sebagai benda pusaka saja namun juga mempunyai panggilan khusus Maradika Tammakkana-kana yang artinya raja yang tidak berbicara.
Proses Masossor Manurung
1. Kehadiran para raja
Proses masossor manurung diawali dengan kehadiran dari beberapa pihak yang mempunyai hak dalam melakukan prosesi tersebut. Biasanya pihak yang penting kehadirannya adalah para raja dan pemangku adat. Kehadiran raja yang ditunggu adalah raja Mamuju, pihak dari kerajaan Badung serta pemangku adat setempat yaitu Galaggar Pitu.
Baca Juga: Perjuangan!, Inilah 5 Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Penjajah
2. Mencuci keris
Masuk ke inti ritual ini yaitu pencucian keris, tradisi ini telah dipercaya oleh masyarakat setempat mempunyai kesaktian yang bisa memberikan berkat pada masyarakat. Selain berdasarkan legenda yang menyebutkan bahwa benda pusaka ini merupakan benda suci yang sangat dihormati oleh kerajaan Mamuju serta kerajaan Badung.
Masossor manurung juga memiliki arti tersendiri dimana pada mulanya tradisi ini dilakukan ketika masyarakat setempat sedang mengalami kesulitan yaitu menghadapi kekeringan. Hal inilah yang kemudian mendorong raja Mamuju memerintahkan pemangku adat yaitu Galaggar Pitu untuk memandikan atau mensucikan keris pusaka kerajaan.
Baca Juga: Simak Sejarah Kerajaan Badung Bali
3. Penyebaran air
Selanjutnya setelah dilakukan pembersihan atau pencucian, air hasil dari pencucian tersebut akan disebar pada kebun, sawah atau laut. Penyebaran ini bertujuan untuk meredakan kekeringan yang terjadi pada daerah tersebut.
Pelestarian Benda Pusaka Kerajaan
Perlu Kamu ketahui bahwa keris yang dicuci ini bukanlah keris yang biasa dimiliki masyarakat namun keris ini adalah peninggalan kerajaan yang dianggap sebagai benda pusaka kerajaan. Kemunculan dari benda pusaka ini bersamaan dengan kelahiran putra mahkota kerajaan Mamuju sehingga bisa diperkirakan berapa umur keris yang hingga saat ini diketahui sudah mencapai ratusan tahun.
Oleh karena itu benda pusaka ini perlu dijaga dan dilestarikan dengan baik karena termasuk warisan budaya dari nenek Moyang. Selain keberadaannya, tradisi masossor manurung juga perlu dilestarikan agar budaya Indonesia tetap terjaga dan ciri khas bangsa ini tidak hilang.
Baca Juga: Mengenal Kerajaan Gelgel, Bukti Kejayaan Bali Masa Lalu
Pemerintah setempat akhirnya menyelenggarakan festival yang berhubungan dalam pelestarian ini. Pada pertengahan Desember 2019 tahun lalu, pemerintah menjadikan Masossor menjadi sebuah agenda yang ada pada festival Maradika Mamuju. Pada forum ini diketahui akan banyak perwakilan kerajaan di Nusantara yang hadir yaitu mencapai 150 orang dan akan menjadikan festival ini sebagai ajang silaturahmi yang akan saling mendukung tradisi yang ada agar selalu eksis.
Pemikiran baru selanjutnya muncul agar festival ini tidak hanya dihadiri oleh para tetua adat dan pemerintah saja namun ada baiknya jika pada festival ini juga turut mengajak generasi muda seperti siswa SMA atau mahasiswa contohnya untuk turut berkontribusi dengan hadir pada acara tersebut. Jadi dengan mengenal tradisi atau ritual ini diharapkan para generasi akan selalu menjaga kelestariannya.
Itulah informasi yang berkaitan dengan ritual masossor manurung yang terkenal pada dua kebudayaan di Indonesia. Tradisi ini selain berkaitan dengan seni dan kebudayaan juga bisa dikaitkan dengan ilmu pengetahuan pada materi pelajaran loh. Jadi Anda bisa mengenal ritual ini dan terus menjaga kelestariannya.
0 Comments