Tradisi Megibung Karangasem, Wajah Keunikan Budaya Tradisional Bali


Tradisi Megibung Karangasem
via http://balistarisland-indonesia.blogspot.co.id

Budaya Bali memang unik. Salah satunya yang selalu menarik perhatian wisatawan adalah Tradisi Megibung Karangasem. Budaya ini pun menjadi salah satu tradisi yang terus dijaga oleh masyarakat Karangasem.Bahkan, menjadi salah satu wisata budaya yang populer di Bali.

Tradisi Megibung Karangasem dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan berkumpul dan duduk bersama saling berbagi makanan. Atau bisa dibilang sebagai tradisi makan bersama dalam satu wadah yang selalu dilakukan oleh masyarakat Karangasem, Bali. Dikenal juga dengan sebutan Bancakan.

Tradisi Megibung Karangasem
via http://sinar-cakrawala9.blogspot.co.id

Setelah upacara adat usai, masyarakat dalam kelompok-kelompok orang duduk bersila bersama dan membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran sudah terhidang nasi beserta lauk yang diletakkan dalam nampan atau wadah lain yang dialasi daun pisang. Mereka lalu makan sesuap demi sesuap nasi dengan tertib, sambil diselingi ngobrol-ngobrol ringan.

Tidak Ada Perbedaan Strata dalam Pelaksanaan Tradisi Megibung Karangasem

Pada tradisi Megibung ini tidak ada perbedaan status sosial maupun kasta, semua membaur dan makan bersama. Megibung sekarang kerap dijumpai saat prosesi berlangsungnya upacara adat dan keagamaan di Karangasem. Seperti dalam Upacara Dewa Yadnya, Upacara Pitra Yadnya, Upacara Bhuta Yadnya, Upacara Rsi Yadnya, Upacara Manusa Yadnya, upacara potong gigi, otonan anak, pernikahan, hingga ngaben.

Tradisi Megibung Karangasem
via http://balistarisland-indonesia.blogspot.co.id

Tradisi ini dimulai pada sekitar tahun 1614 Caka (1692 Masehi). Kala itu seorang Raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ktut Karangasem, berperang untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan yang ada di Sasak (Lombok). Saat prajurit sedang istirahat makan, Sang Raja membuat aturan untuk makan bersama dalam posisi melingkar. Raja juga turut makan bersama-sama dengan prajurit lain.

baca juga: Restoran Spanyol El Kabron, Sajian Makanan Lezat dengan Suguhan Pantai Pribadi

Tradisi yang bertujuan untuk mengikat kebersamaan warga ini masih turun temurun dilakukan. Bahkan telah menjadi kebanggaan masyarakat Karangasem.

Tradisi Megibung Karangasem Ajang Berbagi Makanan

Ketika Megibung digelar, semua orang ikut berpartisipasi mulai dari anak-anak hingga dewasa untuk memasak aneka masakan tradisional. Masakan yang diolah berbagai jenis daging, ikan serta bermacam sayuran. Semua diolah menjadi masakan tradisional seperti lawar atau ebatan.

Ada lauk khusus yang biasa disajikan yakni sate. Sate khusus untuk Megibung ini terdiri dari sembilan jenis sebagai perlambang sembilan arah mata angin. Selain menyiapkan lauk dan sayurnya, juga dipersiapkan nasi putih untuk dimakan bersama.

Tradisi Megibung Karangasem
via http://balistarisland-indonesia.blogspot.co.id

Setelah masakan matang, warga menyiapkan makanan di atas nampan yang sudah dialasi daun pisang. Nasi putih yang diletakkan di wadah itu disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayurnya disebut karangan atau selaan.

baca juga: Desa Pinggan Kintamani, Wisata Alami Penuh Kesejukan di Dataran Tinggi Bali

Sebelum memulai makan, ada etika yang perlu diperhatikan. Yaitu harus mencuci tangan terlebih dahulu, saat makan tidak boleh menjatuhkan sisa makanan dari suapan, tidak boleh mengambil makanan yang ada di sebelah kita, apabila ada yang sudah kenyang tidak boleh meninggalkan tempat atau meninggalkan temannya.

Air minumnya disediakan dalam kendi tanah liat. Cara meminumnya diteguk dari ujung kendi sehingga bibir tidak menyentuh kendi. Namun sekarang lebih praktis, air kendi diganti dengan air mineral kemasan.

Tradisi Megibung Karangasem Juga Dilakukan oleh Umat Muslim Bali

Selain dilakukan oleh masyarakat Hindu di Karangasem, tradisi Megibung juga biasa dilakukan oleh komunitas Muslim di Karangasem. Tentu lauk yang dipakai tidak menggunakan daging babi.

Tradisi Megibung bisa menjadi pendidikan moral agar setiap elemen masyarakat selalu menjaga kebersamaan dan keakraban dalam lingkungan dan memperkaya budaya dan adat istiadat bangsa.


Like it? Share with your friends!

0
Imam Baihaki

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *