Kisah Tentang Siapa Jayaprana dan Layonsari yang Melegenda Hingga Kini


siapa jayaprana

Bali sebagai daerah suci dan sakral dengan berbagai adat dan budayanya, memiliki cerita rakyat yang hingga saat ini tetap dikenang. Bahkan untuk mengenang cerita tersebut telah berdiri sebuah pura yang menjadi saksi pilunya tragedi tersebut. Kisah tentang siapa Jayaprana telah turun-temurun diceritakan sebagai tanda sakralnya cerita rakyat tersebut.

Kisah tentang Jayaprana bersama dengan istrinya yang cantik jelita bernama Layonsari dianggap sebagai kisah cinta sejati dan abadi. Untuk mengenang kisah cinta tersebut, bahkan kisahnya sering diangkat dalam drama khas Bali atau teater. Cerita singkat Jayaprana dan Layonsari yang penuh dengan sarat hikmah telah memberikan banyak inspirasi.

Cerita Rakyat Bali, Kisah Singkat  Siapa Jayaprana dan Layonsari

Kisah tentang siapa Jayaprana dan Layonsari memiliki banyak versi. Namun, semua versi yang beredar memiliki kesamaan, yakni kesetiaan Layonsari kepada Jayaprana. Mendengar suaminya meninggal ia pun akhirnya menyusul kematian suaminya tersebut, bagaimana kisah lengkapnya, simak selengkapnya di bawah ini:

Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Pakaian Adat Bali

1. Awal Mula dan Menjadi Abdi Istana

siapa jayaprana
(sumber: Bali4u.wordpress.com)

Alkisah di sebuah desa tinggalah sepasang suami istri yang memiliki tiga orang anak. Pada suatu hari di desa tersebut terjadi sebuah wabah yang parah dan membuat banyak orang mati. Tak terkecuali sepasang suami istri tersebut beserta kedua anaknya. Hingga tersisa Jayaprana seorang dan menjadi yatim piatu.

Setelah menjadi yatim piatu, Jayaprana pun berniat untuk mengabdikan hidupnya di istana Wanakeling Kalianget. Di tempat tersebut Jayaprana dikenal sebagai laki-laki yang rajin hingga Raja merasa sayang padanya. Beranjak dewasa, Jayasuprana pun tumbuh sebagai pemuda yang tampan serta memiliki senyum yang manis dan menarik.

Baca Juga: Legenda Ratu Gede Mas Mecaling dari Bali

2. Bertemu Layonsari

Beberapa tahun kemudian, Raja memberikan sebuah titah kepada Jayaprana untuk memilih dayang yang ada di istana atau gadis di luar istana untuk dijadikan istri. Akan tetapi, karena merasa masih terlalu muda, Jayaprana pun menolak. Raja terus memaksanya hingga Jayaprana tidak bisa menolak lagi.

Ia pun pergi ke luar istana, tepatnya ke pasar yang ada di depan istana untuk melihat gadis-gadis yang lalu lalang pergi ke pasar. Tiba-tiba matanya menangkap sekelebat gadis yang sangat cantik jelita. Gadis tersebut bernama Layonsari. Siapa Layonsari? Ia adalah putri dari Jero Bendesa yang berasal dari Banjar Sekar. 

Melihat kecantikan dan keelokannya, Jayaprana pun terpikat hatinya.Pandangan matanya pun tak bisa beralih dan terus mengikuti Layonsari. Namun, Layonsari telah berhasil menghilang menyelinap di balik orang-orang yang ada di pasar. 

Baca Juga: Mengenal Gamelan Asli Bali, Mirip Dengan Gamelan Jawa

Segera, Jayaprana kembali ke istana dan melapor pada Raja bahwa ia telah menemukan gadis impiannya. Raja pun kemudian menulis sebuah titah kepada Jero Bendesa tentang keinginan Jayaprana yang ingin menikahi putrinya. Jero Bendesa yang menerima surat dari Raja pun langsung setuju setelah membaca titah tersebut dalam-dalam. Ia setuju apabila Ni Layonsari putrinya menikah dengan Jayaprana. 

Merasa sangat senang karena keinginannya terpenuhi, Jayaprana pun langsung kembali ke istana. Di dalam istana sendiri, Raja sedang mengadakan sidang di Pendopo. Melihat kedatangan Jayaprana, Raja pun memberikan pengumuman pada hadirin sidang bahwa nanti pada hari Selasa Legi wuku Kuningan, Raja akan mengadakan acara pernikahan Jayaprana dan Ni Layonsari.

Baca Juga: Pakaian Adat Khas Bali Beserta Tingkatannya

3. Pernikahan Jayaprana dan Layonsari

siapa jayaprana
(sumber: Masbroo.com)

Sebelum pernikahan terjadi, Raja memberikan hadiah berupa bangunan rumah beserta balai selengkapnya untuk Jayaprana. Kini, tiba hari dimana Jayaprana akan menikah dengan Ni Layonsari. Diiringi dengan masyarakat desanya, Jayaprana pergi ke rumah Jero Bendesa hendak memohon Ni Layonsari dengan alat upacara lengkap.

Setelah pernikahan terjadi, Jayaprana kembali ke istana hendak menghadap dan meminta restu. Ketika kedua mempelai turun dan menyembah Raja, Sang Raja pun dapat melihat dengan jelas wajah Ni Layonsari. Raja pun membisu tak dapat berkata apa-apa melihat wajah Ni Layonsari yang cantik jelita.

4. Niat Buruk Sang Raja

Melihat kecantikan Ni Layonsari, Raja pun berkeinginan menjadikannya sebagai permaisurinya. Hanya saja ia merasa bingung bagaimana caranya karena Ni Layonsari telah menjadi istri Jayaprana.

Salah seorang abdi istana mengusulkan untuk menitahkan Jayaprana pergi ke Celuk Terima untuk menyelidiki perahu yang hancur. Jayaprana yang mendapat titah tersebut merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan istrinya dan baru menikmati bulan madu. Namun, demi memenuhi titah Raja, Jayaprana pun berangkat.

Malam harinya, Ni Layonsari bermimpi rumahnya dihanyutkan banjir besar. Ia pun menerangkan mimpinya pada Jayaprana bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika tetap berangkat. Akan tetapi, Jayaprana tidak berani menolak titah Raja. Ia berkata kematian terletak di tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Sesampainya di Celuk Terima, Jayaprana menerima titah bahwa ia harus dibunuh karena Raja menginginkan Ni Layonsari menjadi istrinya. Sekali lagi, karena tidak berani menolak titah Raja, Jayaprana pun menurut. Ia pun menghadapi kematiannya dengan sedih. Sementara Ni Layonsari yang mendengar kematian suaminya merasa sangat sedih dan bunuh diri mengakhiri hidupnya. Ditempat kematian Jayaprana akhirnya didirikan sebuah pura yang merupakan kuburan Jayaprana & Layonsari.

Demikianlah kisah tentang siapa Jayaprana dan kisah asmaranya bersama dengan Layonsari yang terkenal hingga sekarang. Sejak saat itu kisah mereka berdua diceritakan dari generasi ke generasi dan menganggap kisah mereka sebagai cinta sejati yang abadi. 


Like it? Share with your friends!

-4
Jarot Triguritno
Jarot is a content writer at Kintamani. He keeps on pursuing opportunities to engage with more people through articles about travel